Mengunjungi Museum Antalya, Di Satu Pagi Yang Mendung


Pergi ke museum. Hal ini adalah satu hal yang kulakukan ketika aku tengah butuh ruang buat diri sendiri. Saat itu, masih di masa kunjungan singkat yang tak terencana di Antalya. Pagi itu, aku mendapatkan sedikit kabar yang tak terlalu enak dari rumah. Kabar itu, cukup mempengaruhiku. Merusak mood liburan ku sepanjang pagi, sejak aku bangun. Belum lagi Antalya tengah diguyur hujan yang sangat deras. Membuat mood semakin meraja lela.

Akhirnya, setelah berdoa, merenung, dan bermeditasi, aku memutuskan untuk keluar dari kamar hotel. Bagaimanapun, saat ini aku tengah liburan. Tak seharusnya merusak hari ini dengan pikiran-pikiran buruk, atau sekedar memikirkan kemungkinan-kemungkinan di mana aku tak punya kuasa untuk mengendalikan hasilnya. Hujan masih turun, namun tidak selebat subuh tadi. Dengan keadaan dingin dan berair seperti ini, berada di dalam ruangan adalah hal yang paling baik. Mengunjungi museum adalah solusinya.

Setelah mendapat petunjuk singkat dari Yunus tentang cara bagaimana bisa sampai ke museum, yang ternyata sangat mudah, aku meninggalkan hotel sambil membawa sebutir jeruk (siapa tau aku kelaparan di tengah jalan nanti), dan payung yang dipinjamkan oleh Yunus. Tujuanku adalah stasiun tram yang hanya berjarak seratus meter dari hotel tempatku tinggal. Aku hanya perlu naik tram hingga pemberhentian terakhir. Dan museum, tepat berada di seberangnya.

Ketika tiba di museum, hujan telah berkenti. Namun cuaca masih mendung, semendung hatiku kala itu. Syukurlah, di dalam museum sangat nyaman dan hangat. Pemanasny bekerja dengan sempurna. Seorang gadis Turki duduk di meja resepsionis, yang sangat tertarik mendengar asal negaraku. Kurasa tak terlalu banyak orang Indonesia berkunjung ke sini.

Tak terlalu banyak turis memadati museum. Hanya beberapa orang remaja Turki (kelihatannya murid sekolah) dan beberapa turis dari Inggris (kutebak dari aksennya). Aku bebas berkeliling museum tanpa berdesak-desakan. Di beberapa sisi, disediakan bangku panjang untuk pengunjung, sebagai tempat untuk melepas lelah. Di setiap ruangan, duduk seorang penjaga yang siap membantu jika aku perlu sesuatu.

Ruangan pertama yang kukunjungi adalah tempat dipamerkannya sisa-sisa peninggalan arkeologi dan patung-patung dari zaman Yunani kuno. Memasuki tempat tersebut, serasa masuk ke dalam kisah-kisah mitologi Yunani. Aku melihat potongan-potongan patung dari tokoh-tokoh ternama yang terdapat di cita-kitab Yunani kuno, seperti Apolo, Artemis, Athena, Hercules, bahkan sang dewi cinta Aphrodite ada di sana. Di setiap patung, diberikan keterangan akan sejarah, asal, dan tahun dibuatnya patung tersebut, yang ternyata sudah berusia ribuan tahun.

Antalya Museum, Turkey.
Antalya Museum, Turkey.
Antalya Museum, Turkey.
Antalya Museum, Turkey.
The Girl At the Museum
Statue of Emperor Lucius Verus.
Statue of Emperor Hadrian
Statue of Aphrodite.
Statue of Fortuna.
Statue of Artemis (Diana).
Statue of Athena.
Statue of Hermes.
The statue of Goddess Isis.
Statue of Hercules

Selanjutnya, aku memasuki ruangan yang penuh dengan Sarcophagus, atau peti jenazah yang terbuat dari batu. Mungkin hanya perasaanku saja, namun rasanya ruangan ini terkesan lebih mistis. Meskipun ada Pak Penjaga yang duduk di ujung ruangan, mau tak mau hati ini sedikit bergetar ketika mengelilingi ruangan tersebut. Ah, mungkin aku terlalu banyak membaca Harry Potter sehingga membayangkan hal-hal di luar kewajaran.

Sarcophagus Display Room

Selanjutnya, aku memasuki ruangan yang memamerkan karpet dan tenda-tenda yang dipakai masyarakat setempat pada masa lampau. Di sebelahnya terdapat contoh kamar tradisional, lengkap dengan keranjang bayi di sebelah tempat tidur. Sementara di salah satu sudut, menampilkan contoh salah satu kamar pengantin di Turki.

Carpet Room
Traditional Tent.
Parent Room
Bride Room

Museum Antalya ini tak terlalu luas. Kurang dari dua jam, aku sudah puas melihat-lihat karya seni yang dipajang di sana. Ketika aku meninggalkan museum, langit masih saja mendung. Namun, suasana hatiku sudah jauh lebih baik. Pemberhentian tram pertama, tepat terdapat di depan gedung museum. Karena hujan telah berhenti, aku memilih untuk berjalan hingga beberapa stasiun, hanya untuk merasakan terpaan angin laut Mediterania yang dingin nan segar menerpa wajahku.

11 comments

    • Rica ederim, Sir. I am sure that you had a great time in Yalova. I am actually not Turkish. I am Indonesian, but spent two years in Istanbul for my study. So in love with the city, and think to leave a good trace through this blog. Thank you for your visit and comment. Tesekkür ederim…

      Liked by 1 person

  1. Beautiful photographs Nurul! Such a lovely post! I must visit that museum next time I am in Turkey!
    Greetings to you and all the best,
    Francisco

    Liked by 1 person

Leave a comment