Antalya terkenal akan laut Mediterania. Itulah sebabnya, ketika orang-orang berkunjung ke kota di bagian Selatan Turki ini, wisata laut adalah salah satu yang paling dicari pengunjung. Bagaimana tidak. Siapa yang bisa menahan godaan untuk berenang di laut biru, berpesiar menyelusuri teluk teluk tersembunyi, atau sekedar berjemur di tepi pantai, sambil menikmati hangatnya mentari di musim panas.
Sayang, semua itu tak dapat dilakukan setiap waktu. Turki adalah negara empat musim. Dan musim panas di Turki dimulai di awal Juni dan berakhir di bulan September. Selebihnya, udara akan lebih dingin, dengan angin-angin yang berhembus menggigit kulit.
Meskipun datang di tengah musim dingin, aku tak mau melewatkan wisata laut di Antalya. Memang, aku tak bisa duduk-duduk berjemur sambil bermain pasir di pinggiran laut Mediterania. Tapi, aku masih bisa ikut tur kapal pesiar singkat yang ditawarkan di marina, yang letaknya tak jauh dari hotel tempat aku menginap.
“Jangan membayar lebih dari 20 Lira. Terkadang, mereka mengambil keuntungan lebih dari turis asing,” kata Yunus, anak pemilik hotel.
Maka, berangkatlah aku menuju marina. Tak memakan waktu lama untuk berjalan ke sana. Mungkin, hanya sekitar 15 menit saja. Mungkin kurang. Aku tak begitu ingat. Marina tersebut berada jauh di bawah, seperti di dasar lembah. Begitupun, jangan khawatir kalau tak mau capek menuruni anak tangga. Ada elevator yang bisa membawa penumpang turun naik, tanpa harus bersusah payah.

Setibanya di Marina, aku langsung didatangi oleh pemilik kapal-kapal yang menawarkan jasa tur. Aku memilih salah satu kapal, dilengkapi dengan patung – patung unik. Beberapa patung berbentuk menyeramkan. Aku tak terlalu suka. Tapi, aku suka dengan patung putri duyung yang ada di ujung dek kapal. Tak banyak pengunjung di kapal. Kurasa, akulah satu-satunya turis asing di sana. Sisanya adalah turis lokal. Tiga anak remaja mendekatiku dengan malu-malu. Mereka menanyai asalku, dengan bahasa Inggris yang lambat-lambat. Di akhir pembicaraan, salah satu dari mereka memintaku untuk berfoto bersama. Oh la la, aku merasa seperti selebriti.



Tur tersebut memakan waktu sekitar satu jam. Aku memilih duduk di atas dek kapal, agar bisa lebih leluasa untuk memotret suasana. Dari sini, aku bisa melihat skyline kota tua Antalya. Kami juga melewati air terjun kecil, yang tak terlalu menarik minatku. Sebenarnya sih, ini bukan air terjun, menurutku. Mungkin ada mata air kecil di lereng bukit tersebut, yang membentuk sengai kecil, dan menumpahkan airnya ke laut. Di beberapa sudut, kami melewati lereng-lereng dengan tebing yang tak terlalu tinggi, dengan kafe-kafe di pinggir tebing. Jika datang di musim panas, tentu menyenangkan duduk-duduk di sana, menikmati minuman dingin, sebelum terjun ke air untuk berenang.



Setelah duduk sekitar tiga puluh menit, aku mulai menggigil kedinginan diterpa hembusan angin laut. Akhirnya, aku memutuskan turun untuk duduk di dalam kabin. Kabin kapal dilengkapi dengan kafe sederhana, yang menjual teh, kopi, dan beberapa macam kue-kue khas Turki. Aku memesan segelas teh, untuk menghangatkan tubuh. Kafe tersebut juga menyetel musik-musik Turki, mengundang para pengunjung untuk menari mengikuti alunan musik. Aku tak ikut menari, hanya menyaksikan sambil menyeruput teh panas.
Greetings Nurul, it is great to see your beautiful photographs again!
LikeLiked by 1 person
Hello Francisco. I am glad to be back to wordpress. Hope I will be more consistent this time. Looking forward to seeing yours too..
LikeLiked by 1 person
It’s a pleasure to have you back.
LikeLiked by 1 person
Aku kangen baca ceritamu di Turkey, Nurul… Asik aja… berasa ikut jalan-jalan…
LikeLiked by 1 person
Aku juga kangen baca cerita teman2 di WP, Riyanti, termasuk kamu.. Ternyata cukup lama juga absen di WP dan ngangenin 😀
LikeLiked by 1 person