Aku bangun di Sabtu pagi yang dingin, di suatu kota bernama Edirne. Langit masih redup, padahal jam dinding di kamar hotel sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Aku bangkit, memakai sandal yang disediakan hotel untuk membasuh muka. Sebenarnya aku selalu lebih suka berkeliaran di dalam ruangan dengan bertelanjang kaki. Namun, suhu dingin membuat telapak kakiku mendadak menjadi kaku setiap kali kujejakkan di lantai yang dingin. Aku membuat teh panas yang disediakan pihak hotel, sekedar untuk menghangatkan badan sedikit saja. Kuseruput teh sambil duduk di satu sofa kecil yang terletak di ujung kamar, sambil memandang keluar melalui jendela di sampingnya. Di bawah sana, seorang pedagang simit sudah memulai harinya lebih dulu.
Setengah jam kemudian, aku sudah merasa jauh lebih hangat. Setelah mandi, sedikit berdandan, aku meninggalkan kamar hotel menuju restoran di bawah tanah yang berfungsi sebagai tempat sarapan. Seorang pelayan muda menanyaiku, apakah aku mau kopi atau teh sebagai teman sarapan. Kopi adalah pilihanku. Aku makan dalam diam. Tak banyak turis asing di sana. Hampir semua tamu berbicara dalam bahasa Turki. Di sebelah mejaku, tiga orang pria dengan rambut pirang, makan dan berbicara dalam bahasa yang tak kumengerti. Mungkin mereka berasal dari negara tetangga, Yunani ataupun Bulgaria. Kuselesaikan sarapanku dalam tiga puluh menit ke depan.
Aku meninggalkan hotel. Tujuan pertamaku adalah mengunjungi salah satu mahakarya arsitek Sinan, Mesjid Selimiye. Kulalui jalan-jalan yang sudah kulewati ketika berjalan-jalan kemarin sore. Tepat di depan komplek mesjid, monumen sang arsitek Sinan, berdiri dengan anggun. Setiba di Mesjid Selimiye, penjaja penjual makanan burung sudah mulai menawarkan dagangannya. Aku menolak dengan sopan, ketika salah satu penjual mendatangiku. Aku masuk ke lokasi mesjid. Tak banyak pengunjung pagi itu. Mungkin karena masih terlalu pagi untuk berjalan-jalan. Disini, aku memulai tur.


Mesjid Selimiye dibangun atas perintah Sultan Selim II oleh arsitek terkenal kerajaan, Sinan. Mesjid ini dibangun pada periode 1569 hingga 1575. Mesjid ini adalah salah satu mahakarya dalam sejarah arsitektur dan seni kerajaan Ottoman yang menggapai popularitas dunia. Sinan sendiri mengatakan bahwa mesjid ini adalah karya besar arsitektur yang paling penting yang pernah dibuatnya. Sebuah buku yang ditulis oleh Sai, salah satu teman sang arsitek, mengatakan bahwa Sinan terinspirasi dari Hagia Sophia ketika membangun mesjid Selimiye. Bangunan ini terbuat dari batu. Satu kubah utama berdiamater 31.5 meter yang menjadi struktur bangunan, didukung oleh delapan pilar. Kubah ini menutupi area sholat seluas 45mx36m. Empat menara melengkapi keindahan mesjid, menghiasi kaki langit kota Edirne. Mesjid Selimiye adalah bangunan pertama yang menggunakan struktur kubah tunggal yang digunakan pada bangunan keagamaan. Menurut para sejarawan, pengembangan ruang berkubah tunggal adalah titik akhir pencapaian arsitektur sebelum masa Revolusi Industri.



Selimiye Mosque, Edirne, Turkey.

Selimiye Mosque, Edirne, Turkey.

Selimiye Mosque, Edirne, Turkey.
Bagian dalam mesjid, dibedakan antara pria dan wanita, melalui sekat yang terbuat dari kayu. Kayu-kayu ini diukir dengan bentuk-bentuk yang cantik. Sementara, bagian mesjid yang menggunakan keramik, menggunakan keramik-keramik yang berasal dari Iznik. Banyak keramik yang dilukis dengan ayat-ayat suci Al Qur’an, sesuai permintaan dari Sultan Selim II. Di bagian mihrab, ditempatkan dua buah lampu dengan tulisan “Allah” dan “Muhammad”. Tepat di tengah-tengah ruangan mesjid, terdapat satu air mancur. Aku tidak tahu, apakah ada sejarah yang mendasari pembuatan air mancur di tengah-tengah ruangan mesjid. Ketika aku tengah mengamati air mancur, tiga orang pengunjung wanita mengambil air dari air mancur tersebut, dan meminumnya. Karena kebetulan aku juga tengah kehausan, aku ikut-ikutan minum dari air mancur tersebut.

Selimiye Mosque, Edirne, Turkey.
Aku pun mulai mengabadikan momen, melalui kameraku si Canoy. Sayang sekali, ketika berada di dalam mesjid, aku lupa menyetel ISO kamera. Sehingga foto yang dihasilkan tidak terlalu terang dan blur. Pencahayaan yang masuk melalui jendela-jendela kecil mesjid tak mampu menghasilkan foto yang terang, tanpa penyetelan kamera yang sempurna.

Selimiye Mosque, Edirne, Turkey.

Selimiye Mosque, Edirne, Turkey.

Selimiye Mosque, Edirne, Turkey.

Selimiye Mosque, Edirne, Turkey.

Selimiye Mosque, Edirne, Turkey.

Selimiye Mosque, Edirne, Turkey.

Selimiye Mosque, Edirne, Turkey.

Selimiye Mosque, Edirne, Turkey.

Selimiye Mosque, Edirne, Turkey.

Selimiye Mosque, Edirne, Turkey.

Selimiye Mosque, Edirne, Turkey.

Selimiye Mosque, Edirne, Turkey.

Selimiye Mosque, Edirne, Turkey.
Seperti Mesjid Süleymaniye, yang juga karya dari arsitek Sinan, Mesjid Selimiye tidak berfungsi sebagai tempat ibadah saja. Mesjid ini juga dilengkapi dengan perpustakaan, madrasah, toko, dapur sup yang diperuntukkan untuk orang miskin, serta rumah sakit. Komplek Mesjid Selimiye mendapat kategori sebagai komplek yang paling harmoni yang pernah dicapai oleh külliye kerajaan Ottoman. Külliye adalah sekumpulan bangunan yang dibangun mengelilingi mesjid dan dikelola dalam satu institusi. Setelah puas melihat-lihat isi mesjid, aku pergi ke bagian lain, di luar komplek mesjid. Bangunan ini kukira adalah bagian dari madrasa. Bangunan tambahan ini, terdiri dari teras-teras dan ruangan-ruangan yang digunakan sebagai tempat pameran. Beberapa ruangan menunjukkan aktifitas belajar mengajar yang dilakukan pada masa lampau. Pada tahun 2011, Mesjid Selimiye telah dimasukkan ke dalam daftar warisan UNESCO.

Selimiye Mosque, Edirne, Turkey.

Selimiye Mosque, Edirne, Turkey.

Selimiye Mosque, Edirne, Turkey.

Selimiye Mosque, Edirne, Turkey.
IL MAGNIFICO, CHINa
LikeLiked by 1 person
Thank you, China.
LikeLike
Reblogged this on LIVING THE DREAM.
LikeLiked by 1 person
Thank you, China.
LikeLike
Nurul, you’ve such wonderful photographs…incredibly beautiful places and your creative sensibilities captures their essence to perfection. Thanks for bringing such beauty to our eyes!
LikeLiked by 1 person
Thank you, Francisco. I am glad to share with you all.
LikeLiked by 1 person
You’re welcome Nurul and we look forward to your beautiful photography
LikeLiked by 1 person
Magnificent, Nurul! Thank you for the grand tour!
LikeLiked by 1 person
Thank you, Amy. I’m glad knowing that you enjoyed the tour 😄
LikeLike
[…] mengunjungi Mesjid Selimiye, aku duduk di sebuah kafe, menikmati segelas teh Turki, sambil memikirkan kemana tujuanku […]
LikeLike