Mengejar Salju Hingga Ke Bursa


Musim dingin telah tiba sejak tiga minggu yang lalu. Suhu yang tadinya berkisar antara 10 hinga 15 derajat, kini turun menjadi sekitar 5 derajat. Menyambut musim dingin untuk yang pertama kalinya, aku begitu bersemangat menunggu datangnya salju. Beberapa teman berkomentar melihat semangatku untuk melihat salju.

Ah, Nurul. I don’t really like when the snow is falling. The road becomes so slippery. Moreover, during the storm, normally there will be a problem with power outage

Ucapan sang teman memang ada benarnya. Musim dingin kali itu memang lebih dingin dari biasanya. Dan kami sering mendapat badai kiriman dari Siberia, Rusia, dan negara-negara lain di dekat laut Baltik. Ketika badai datang, terkadang, saluran listrik menjadi rusak, dan terjadilah pemadaman lampu. Meskipun sesaat, mati lampu cukup membuatku teramat  kedinginan, karena gas yang mengoperasikan penghangat ruangan biasanya juga mati. Kalau sudah begini, biasanya aku akan memakai baju berlapis-lapis, ditambah jaket musim dingin dan mengambil selimut tebal sambil mencoba untuk tidur.

Musim dingin memang bisa menyebalkan. Namun, semangatku untuk melihat salju tak luntur. Pokoknya aku mau melihat salju. Sebenarnya, aku sudah pernah melihat salju, namun bukan hujan salju. Aku tekenang akan kunjunganku ke Turki beberapa tahun lampau, saat aku mengunjungi Bursa, hanya untuk melihat salju saja.

Saat itu aku menginap di sebuah hotel di daerah Sultanahmet. Ketika kuberitahu maksudku pada Cem, manajer hotel yang tampan itu, dia berkata, “Oh. You are late, Nurul. We had snow a week ago. But it’s already melted.” Istanbul memang tak terlalu terkenal dengan saljunya.

Karena aku sedikit kecewa tak dapat menemukan salju, Cem menyarankanku untuk pergi ke Bursa.

You can go to Uludağ Mountain. I can guarantee that the snow is still there” katanya.

Untuk pergi ke Bursa, aku memilih untuk menggunakan jasa travel. Sebenarnya aku ingin pergi naik bus saja. Namun, saat itu, kereta gantung yang membawa penumpang ke puncak gunung Uludağ tengah tak beroperasi karena sedang mengalami renovasi. Untuk naik ke gunung, aku harus menggunakan taksi pulang dan pergi dari kota Bursa. Ongkosnya akan terlalu mahal untuk solo traveler sepertiku. Jadi, pilihan menggunakan jasa agen perjalanan adalah pilihan yang terbaik untuk saat itu.

Pukul 8 pagi, bus dari agen perjalanan menjemputku. Aku tentu tak sendirian. Ada tamu-tamu lain yang berasal dari negara Timur Tengah. Menuju Bursa, kami menggunakan jasa kapal untuk menyebrang ke Yelova. Selama di atas kapal, aku keluar dari mobil untuk berdiri di dek kapal sambil menikmati pemandangan dengan burung-burung camar yang berterbangan.

Laut Marmara dengan burung camar yang berterbangan. Dalam perjalanan menuju Bursa.
Kota Yelova
Kota Yelova

Tengah hari, kami tiba di Bursa. Namun, kami tak langsung menuju gunung Uludağ. Pemandu wisata kami malah membawa kami ke sebuah shopping mall yang menjual berbagai pakaian musim dingin. Aku sedikit kurang senang. We come from Istanbul and you take us to shopping mall here? Jika aku mau berbelanja, Istanbul penuh dengan tempat shopping. Tapi,  tampaknya hanya aku saja yang tak terlalu senang. Sementara tamu-tamu lain berbelanja dengan riang gembira. Akhirnya, setelah waktu makan siang hampir lewat, kami pun dibawa ke gunung Uludağ.

Kota Bursa
Dalam perjalanan menuju Uludağ.

Benar kata Cem. Di sana masih banyak sekali salju. Begitu tiba, kami dibawa ke sebuah restoran. Di restoran ini, disediakan berbagai daging sapi dan ayam mentah. Kami harus memanggang daging sendiri, dimana panggangannya terletak di tengah-tengah ruangan. Rasanya nikmat sekali, makan daging panggang di tengah musim dingin. Teh Turki juga disediakan dan kami boleh minum dengan bebas.

Daging panggang
Hasil pangganganku. Boleh juga.

Setelah makan siang, aku mulai mengitari lokasi sekitar hanya untuk menikmati salju. Sepasang suami sitri dari Dubai bergabung bersamaku. Kami saling membantu untuk mengambilkan foto. Oh, aku norak sekali. Berfoto di setiap kesempatan dengan berbagai gaya. Duduk di atas salju, tidur di atas salju, memeluk pohon yang penuh salju, hingga memakan salju. Tingkah yang cukup memalukan. Setelah puas berjalan-jalan di sekitar restoran, aku ingin sekali masuk ke dalam hutan kecil yang terdapat di belakang restoran. Namun, salju di sana dalam sekali. Cara yang aman ke sana adalah dengan berkendara dengan menggunakan jet ski. Pemilik restoran juga menyediakan jasa penyewaan. Aku menyewa jet ski selama satu jam, tentu saja dengan seseorang yang mengemudikannya. Selama satu jam, kami berkeliling hutan, melalui jajaran pohon cemara.

Bermain salju di Uludağ, Turki.
Bermain salju di Uludağ, Turki.
Bermain salju di Uludağ, Turki.
Bermain salju di Uludağ, Turki.
Bermain salju di Uludağ, Turki.
Bermain salju di Uludağ, Turki.
Bermain salju di Uludağ, Turki.
Bermain salju di Uludağ, Turki.
Senja di Bermain salju di Uludağ, Turki.
Jarang-jarang sih aku upload foto diri di blog. Kali ini, tak mengapalah. Karena sudah terlanjur norak 😀

Tanpa terasa, hari mulai sore, dan matahari muli memerah. Kami pun undur diri. Meskipun awalnya aku sedikit kesal dengan penyedia jasa tour yang selalu membawa kami ke tempat berbelanja, namun aku cukup puas dengan pengalaman pertamaku bertemu salju. Ketika tiba di kota Bursa, hari benar-benar sudah gelap, meskipun waktu masih menunjukkan pukul 6 sore. Sang pemandu wisata membawa kami ke beberapa tempat belanja. Aku memilih tinggal di dalam mobil saja. Karena tujuan utamaku mengejar salju sudah tercapai.

5 comments

Leave a comment