Menjadi Bangsawan Sehari di Istana Topkapi


Hari itu hari Jumat. Cuaca cukup cerah. Saat itu di akhir musim panas. Dalam dua minggu ke depan, musim akan berganti. Daun – daun akan mulai berguguran, sampai akhirnya rontok total untuk menyambut datangnya musim dingin. Hari Jumat adalah hari yang sedikit ‘santai’ buatku. Karena, di hari itu aku tidak ada kuliah. Dan esoknya adalah hari Sabtu, hari di mana aku selalu mengunjungi perpustakaan untuk belajar dengan tenang. Di kampus Bilgi, perpustakaan buka 7 hari dalam seminggu. Sementara ruang belajar atau lebih dikenal dengan sebutan Study Hall, buka selama 24 jam. Memang terdengar aneh. Biasanya orang akan menghabiskan weekend di luar kampus. Namun, aku yang saat itu tidak bekerja, bisa mengganti waktu luang di hari lain, saat turis – turis tidak terlalu banyak memadati tempat – tempat wisata.

Jumat itu kuputuskan untuk mengunjungi Istana Topkapi. Aku sudah beberapa kali mengunjungi istana ini di kunjungan-kunjungan sebelumnya. Saat aku masih menjadi turis, bukan sebagai resident kota ini. Namun, aku masih belum bosan dengan setiap nuansa yang dihadirkan di setiap kunjungan. Rasanya menyenangkan berkeliaran di istana. Membayangkan diri berkelana melalui mesin waktu, menuju waktu ratusan tahun lampau. Terlempar di Istana Topkapi sebagai salah satu Sultana. Tidak perlu berlama – lama. Cukup sehari saja. Karena aku masih belum yakin jika kehidupan para Sultan di dalam istana jauh lebih menyenangkan dibandingkan dengan kehidupanku saat ini.

Pengunjung di hari itu cukup ramai. Karena masih di bulan September akhir, dimana suhu sudah mulai drop ke angka 20 derajat Celcius, namun masih cukup nyaman untuk duduk – duduk di luar sambil menikmati secangkir teh panas atau kopi Turki. Untuk masuk ke Istana Topkapi, aku tidak perlu membayar apa – apa. Cukup menunjukkan kartu Museum untuk pelajar yang berlaku untuk jangka waktu setahun.

Para penjaga Istana

Istana Topkapi adalah Istana para Sultan kerajaan Ottoman, yang merangkap pusat administrasi kerajaan. Istana dibangun di tahun 1459, berdasarkan perintah dari Fatih Sultan Mehmet, empat tahun setelah penaklukan kota Konstantinopel. Anggota keluarga Sultan juga tinggal di sana, di satu bangunan khusus yang disebut Harem. Namun, setelah abad ke 17, Topkapi tidak lagi menjadi tempat kediaman para Sultan dan bangsawan. Sultan – Sultan baru lebih tertarik untuk tinggal di istana lain yang tarletak di pinggir Selat Bosphorus, yang dikenal dengan istana Dolmabahce. Setelah jatuhnya kerajaan Ottoman, Topkapi berubah fungsi menjadi museum.

Istana terdiri dari empat area utama. Area pertama, yang disebut dengan the First Courtyard adalah area terluar. Disini terdapat Gereja peninggalan kerajaan Byzantium, yang disebut dengan Hagia Irene.

Gereja Hagia Irene. Peninggalan dari Zanan Byzantium.

The Second Courtyard juga dikenal sebagai area para anggota dewan kerajaan. Area ini diperuntukkan sebagai tempat perwakilan kerajaan Ottoman dan sekaligus menjadi tempat upacara pasukan Janisari. Imperial Council Hall adalah salah satu bangunan penting di area ini. Bangunan ini adalah ruangan yang diperuntukkan sebagai ruang meeting Grand Vizier atau Perdana Menteri bersama menteri – menteri lainnya. Bangunan ini terlatak di sudut, tepat di sebelah the Gerbang Felicity. Gerbang Felicity ini  adalah penghubung antara halaman luar (outer court) dan halaman dalam (inner court) istana. Halaman dalam istana ini juga merupakan area pribadi Sultan. Tak ada satu orangpun boleh melalui gerbang ini tanpa persetujuan dari Sultan, termasuk Grand Vizier sekalipun.

Imperial Council Hall
Teras di Imperial Council Hall
Interior Imperial Council Hall
Gerbang Felicity
Gerbang Felicity

The third courtyard juga dikenal sebagai inner court. Di dalam inner court, terdapat berbagai bangunan. Di beberapa bangunan, hanyalah berupa ruangan kosong yang diisi dengan kursi – kursi tradisional yang melekat dengan dinding. Namun, di bangunan lain, turut menonjolkan sisa – sisa kejayaan kerajaan Ottoman. Seperti the Conquerer pavilion, misalnya. Di dalam bangunan ini dipamerkan pakaian para Sultan, pedang, perhiasan dan lain sebagainya. Di antara benda yang dipamerkan, beberapa atribute dari Mekah juga ditonjolkan, yang menunjukkan sejarah dan kebesaran Islam. Seperti kunci ka’bah, talang ka’bah, pedang para sahabat nabi, dan lain sebagainya. Sayang, kamera tidak diizinkan di ruangan ini. Jadi, aku tak bisa mengabadikan peninggalan – peninggalan bersejarah ini.

Paviliun Conquerer
Salah satu pakaian Sultan. Di tahun 2011, aku masih bisa menggunakan kamera ketika masuk ke paviliun Conquerer.
Antrian pengunjung untuk memasuki Paviliun Conquerer

Bangunan lain yang menarik adalah perpustakaan Enderûn. Perpustakaan ini dibangun pada abad ke 18 yang menunjukkan salah satu contoh arsitektur pada masa kerajaan Ottoman. Exterior bangunan dilapisi batu marble.

Perpustakaan Enderûn. Bangunan ini terdapat di Inner Court.

Lebih jauh ke dalam, kita akan menjumpai area yang dikenal dengan sebutan the Fourth Courtyard. Area ini sifatnya lebih tertutup lagi dan hanya diperuntukkan khusus untuk Sultan dan keluarganya saja. Area terdiri dari beberapa pavilion, kiosk, taman dan teras – teras cantik yang bisa memandang langsung ke selat Bosphorus. Jika cuaca tak berawan dan cerah, jembatan Bosphorus yang menghubungkan benua Asia dan Eropa bisa dilihat dari sini. Di dalam area ini, terdapat Baghdad Kiosk, Yerevan Kiosk, dan Ruang Penyunatan yang diperuntukkan bagi para Pangeran – Pangeran Muda.

Baghdad Kiosk. Pembangunan paviliun dimulai di tahun 1638 bersamaan dengan tahun ketika Sultan Murad IV memulai operasi militer di Baghdad.
Teras Baghdad Kiosk
Yerevan Kiosk. Paviliun dibangun pada tahun 1636 untuk memperingati kemenangan Sultan Murad IV dalam merebut kota Yerevan di Armenia.
Ruang penyunatan yang diperuntukkan bagi para Pangeran.
Pemandangan ini dilihat dari Kiosk Baghdad
Salah satu taman di Topkapi
Salah satu ruangan di salah satu teras.
Jika cuaca cerah, jembatan Bosphorus bisa dilihat dari sini.

Satu tempat lagi yang menarik untuk dikunjungi adalah Harem, atau tempat tinggal para wanita – wanita terdekat Sultan. Dari ibu Sultan, yang biasa dipanggi dengan sebutan Valide Sultan, adik – adik perempuan Sultan, bibi – bibi, istri – istri Sultan dan anak – anaknya, selir – selir hingga dayang – dayang juga tinggal di Harem. Untuk masuk ke Harem, pengunjung harus membayar tiket masuk tambahan, di luar tiket masuk ke dalam Istana.

Salah satu bagian Harem. Halaman para Selir
Ruangan Valide Sultan di Harem. Lukisan dindingnya menakjubkan.
Halaman dari tempat tinggal Valide Sultan

Begitu banyak yang bisa diamati di dalam kompleks Istana. Mengunjungi Istana Topkapi adalah salah satu keharusan jika sedang berkunjung ke Istanbul. Selain menikmati peninggalan bersejarah, pengunjung juga bisa sekedar duduk – duduk santai sambil menikmati semilir angin laut Marmara. Saranku, paling tidak sediakan waktu minimal selama setengah hari di tempat ini. Jika tidak terburu – buru, seharian pun tak mengapa. Menyusuri ruangan – ruangan kuno dengan peninggalan bersejarahnya, sambil menyelami kehidupan paa bangsawan Ottoman di masa lampau.

 

Catatan: Istana buka setiap hari, kecuali hari Selasa untuk perawatan, dari pukul 9 pagi hingga pukul 7 malam (jam tutup bisa lebih cepat di luar musim panas).

Harga tiket masuk ke museum: 60 TL

Harga tiket masuk ke Harem: 30 TL.

 

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s